-->
logo blog

Wednesday 7 November 2018

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN BISNIS START-UP DAN PERKEMBANGAN NYA



Siapa yang belum mendengar atau menggunakan Facebook? Facebook ini merupakan salah satu cerita sukses dari sebuah start-up. Dimulai dari Mark Zuckerberg dan kawan-kawannya, Facebook pada awalnya hanya sebuah aplikasi sederhana saja. Ternyata kemudian aplikasi ini menjadi fondasi dari sebuah perusahaan start-up yang berhasil. Mark Zuckerberg menjadi kaya raya. Selain itu ada juga kesuksesan dari Twitter, YouTube, PayPal, dal masih banyak lainnya. Maka, banyak orang ingin menjadi pendiri perusahaan start-up yang sukses juga.

Sebetulnya cerita start-up ini bukan cerita baru. Sebelum Face-book ada Google. Sebelumnya lagi ada Netscape, yang memulai boomingnya perusahaan dotcom. Sebelumnya lagi ada Apple Com-puters, yang berjaya di tahun 80-an dengan personal computers. Atau, Microsoft, yang terkenal dengan softwarenya. Sebelumnya lagi ada Intel, yang bergerak di bidang integrated circuits. Dan masih banyak cerita-cerita lainnya.

Di luar cerita sukses tersebut, sebetulnya lebih banyak kegagalan yang dialami oleh para start-up. Dikatakan bahwa hanya satu dari sepuluh start-up yang sukses. Sayangnya cerita kegagalan ini jarang dibahas. Padahal justru kita dapat belajar dari kegagalan-kegagalan tersebut.

Lantas apa kunci kesuksesan sebuah start-up? Ini merupakan sebuah misteri. Namun ada upaya untuk menelaah kesuksesan tersebut dari kacamata yang lebih logis sehingga potensi kegagalan start-up dapat dikurangi (atau dideteksi lebih awal).




    1.     PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

Proses kewirausahaan adalah proses menciptakan nilai dan dapat dilakukan oleh pengusaha baru atau yang berpengalaman (Stokvik et al., 2016; Buchari, 2007; Hakim, 2012; Mahfud, 2012). Selain istilah entrepreneur, ada juga intrapreneur, yang merupakan istilah yang ditujukan kepada seseorang yang memiliki karakter wirausaha, semangat, dan menempatkannya dalam praktek di perusahaan lain (Nicholson et al., 2016).

Pengusaha bisnis adalah pencipta bisnis serta pemilik bisnis. Pengusaha akademis mengacu pada mereka yang menjadi pendidik, peneliti dan manajer lembaga pendidikan dengan pola dan gaya wirausaha sambil selalu menjaga tujuan pendidikan.

1.            Tingginya tingkat pengangguran dan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi selalu menjadi tantangan ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu aspek yang mempengaruhi kemajuan ekonomi suatu negara adalah tingkat kemiskinan.
masyarakat juga mulai menunjukkan tanggapan mereka terhadap program tersebut. Peningkatan jumlah pengangguran, kesulitan dalam mencari pekerjaan yang layak, dan munculnya wirausahawan muda baru telah membuat masyarakat memahami pentingnya mengajar kewirausahaan sejak dini di sekolah.

2.            Kewirausahaan adalah proses untuk menciptakan sesuatu yang berbeda untuk mencapai kemakmuran individu atau kelompok melalui penciptaan nilai tambah (Winarto, 2004; Alma, 2014; Fakhruddin, 2012).
Mengenai ini, wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang baru untuk kepentingan orang lain.

3.            Metode Penelitian ini bersifat kualitatif, yang bertujuan untuk mengeksplorasi proses pendidikan entrerepreneurship.
para siswa belajar untuk memiliki kepekaan pasar, meningkatkan kreativitas dan inovasi, gigih, dan menunjukkan keterampilan presentasi dan negosiasi.

     3.1    Proses “Memupuk Bisnis”: Tantangan bagi para fasilitator

Proses inkubasi proyek bisnis siswa adalah salah satu kunci keberhasilan pendidikan kewirausahaan untuk menghasilkan wirausaha yang berpendidikan. Penelitian ini mengeksplorasi proses bagaimana fasilitator membimbing siswa mereka untuk memulai bisnis mereka.


     3.2    "Target": Alat Motivasi

Tahap selanjutnya dilakukan oleh fasilitator untuk memastikan bahwa siswa menjalankan bisnis mereka sendiri memotivasi siswa. Fasilitator memotivasi siswa dengan memformulasikan target mereka, untuk membuat mereka lebih fokus ketika menjalankan bisnis mereka dan mengarahkan sumber daya. Untuk mencapai itu, target harus ditetapkan bersama dengan siswa.

4.            Indikator Kinerja Bisnis siswa: Alat untuk Mengontrol Bisnis Start-up

Indikator kinerja sangat penting untuk melihat sejauh mana pencapaian bisnis para siswa. Utomo (2010) menyatakan bahwa salah satu karakteristik pengusaha adalah fokus pada kinerja, sehingga indikator kinerja sangat penting sebagai alat untuk mengendalikan proses pendidikan kewirausahaan.

4.1 Indikator Keuangan: "Sulit dalam Proses, Cepat, dan Mudah Dipertunjukkan"

Salah satu indikator keuangan yang digunakan oleh fasilitator adalah pendapatan penjualan proyek bisnis siswa. Alasan untuk lebih menekankan pada pendapatan adalah mereka berasumsi bahwa pendapatan lebih mudah dilihat dan dapat menjadi faktor pendorong semangat wirausaha siswa, yang diklaim oleh salah satu informan "Pendapatan adalah kekuatan pendorong mereka, dan lebih mudah untuk melihat ... dan pendapatan adalah jenis target yang paling mudah untuk dilihat ...".


4.2 Indikator Non-keuangan: "Sulit dalam Proses dan Sulit untuk Spot"

Temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa fasilitator lebih fokus pada "proses" daripada hasilnya, yang biasanya merupakan bagian dari aspek keuangan bisnis. 


EmoticonEmoticon