Tidak lama setelah hebohnya kabar pemblokiran Telegram di Indonesia, kini media dihebohkan kembali dengan di blokirnya layanan pesan singkat WhatsApp. Pemblokiran ini disebut sebagai upaya pemerintah memperketat pengawasan di internet. WhatsApp dinilai sebagai layanan digital besar yang bertentangan dengan sistem kontrol dan filterinternet Pemerintah Tiongkok, Great Firewall. Dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah setempat tampak memperkuat kontrol internet, termasuk dengan mulai memberlakukan regulasi keamanan siber baru pada bulan lalu.
Pengguna aplikasi WhatsApp di Cina mengalami gangguan tidak biasa. Mereka tidak bisa mengirim foto dan pesan suara tanpa koneksi privat atau VPN (Virtual Private Network). Mereka menduga, aplikasi WhatsApp di Cina diblokir oleh pemerintah. Akses melalui VPN digunakan untuk menghindari pemblokiran tersebut. Gangguan demi gangguan dialami berbagai platform digital asing yang beroperasi di Cina.
Ini bukan pertama kali Pemerintah China memblokir layanan pesan atau media sosial asal Amerika Serikat (AS) menjelang kongres partai. The Guardianmelaporkan pada tahun 2014 Pemerintah telah melarang masyarakatnya menggunakan Google Gmail hingga akhirnya memblokirnya.
Di China, WhatsApp memang kurang populer dibandingkan dengan layanan pesan WeChat. Saat ini WeChat menawarkan lebih dari 900 juta pengguna. Namun WhatsApp semakin banyak digunakan oleh orang China yang peduli akan privasi atau untuk berkomunikasi dengan teman atau kontak bisnis di luar negeri.
EmoticonEmoticon